Category: Tour & Travel Agent


Entah mengapa, semakin aku melihat banyak drama Asia. Semakin membuatku senang tapi juga sedih. Kenapa? Pertama, begitu banyak cerita yang mereka sajikan dan membuat kita sebagai penonton untuk berpikir keras akan jalan cerita yang sedang mereka sajikan. Kedua, begitu banyak teta-teki yang dibuat oleh penuli dan terpaksa membuat kita juga bekereja keras untuk memecahkan teka-teki tersebut. Ketiga, cerita yang dibuat mengalir dan masuk akal. Keempat, selalu menampilkan adat dan tradisi mereka dengan sangat jelas. Sehingga kita tahu dengan pasti kalau seperti itulah kehidupan dan cara hidup mereka. Kebiasaan mereka akan menjalani hidup. Kelima, acting para actor dan aktrisnya yang selalu membuat kita terpana. Dan bertanya,”bagaimana mungkin dia melakukan hal itu?” kekaguman akan sebuah hasil kerja keras para artisnya pun mulai menuai hasil. Mereka begitu digilai dan dicintai oleh banyak Negara. Diakui akan kemampuan yang mereka miliki.

Begitu banyak alasan untuk menyanjung mereka, kelima alasan itu tidaklah cukup bagiku. Tapi aku tidak akan mencari hal apalagi atau menuliskan hal apalagi yang dapat aku katakan tentang kelebihan mereka.

Alasanku menulis artikel ini, hanyalah lebih karena aku ingin menyadarkan diriku. Apa yang harus aku lakukan sehingga aku bisa menemukan jatidiriku. Aku bangga sebagai orang Indonesia. Tapi aku belum bisa bangga akan drama-drama yang disajikan oleh orang-orang dari negaraku. Kenapa? Pertama, setiap drama atau yang sering kita sebut sinetron. Itu hanya berisikan pembodohan. Kedua, jalan cerita yang selalu saja bisa ditebak dan sama atau bahkan terkesan meniru Negara lain.

 Ketiga, ini yang paling parah buatku. Kita tidak punya jatidiri. Padahal begitu banyak adat, kebiasaan, dan juga budaya dari Negara kita yang bisa kita banggakan. Bisa kita perlihatkan pada Negara lain. Bahwa, inilah Indonesia. Bahkan aku sendiri sangatlah menyesal tidak bisa mengenal dengan baik, seperti apa sejarah negaraku. Kemudian, aku mulai berpikir untuk mencari tahu banyak sejarah tentang negaraku. Walaupun semua itu belum dapat aku lakukan dengan baik.

untuk lanjutannya silahkan buka link di bawah ini :

http://yunie-batue.blogspot.com/2012/05/hanya-pemikiranku-tentang-drama-di.html

 

*Dependence*

“Entah berapa banyak lagi yang harus aku rasakan. Mengapa mereka selalu menggangguku? Apa yang mereka inginkan dariku? Bahkan, aku tidak tahu dari mana asal mereka. Menyedihkan bukan?” Seru Vayla dari balik telpon.

“Seharusnya kamu mulai mengerti akan apa yang ada didalam dirimu.” Balas seorang lelaki dari balik telpon pada Vayla.

“Bica memang mudah!! Coba kamu yang merasakannya sendiri.”

“Mungkin aku belum pernah mengalaminya, tapi dari yang aku tahu selama ini. Setelah mendengarkan setiap ceritamu. Hamper disetiap malam. Aku mengerti, kalau kamu merasa amat tidak nyaman dengan keberadaan mereka yang selalu mengganggumu. Tapi apa kamu tidak pernah ingin tahu kenapa mereka selalu melakukan hal itu padamu. Cobalah untuk mencari tahu jawabannya. Karna selama ini, kamu hanya terus berlari dan menghindari mereka.” Balas lelaki itu panjang lebar yang mencoba mengutarakan pemikirannya pada Vyla.

“Putraaaa…” teriak Vayla pada lelaki itu, hingga membuat Putra menjauhkan telpon genggam miliknya dari telinganya.

“Inilah kamu, hobby berteriak.” Balsnya setelah mendekatkan kembali telpon genggamnya.

“Itu karena kamu tidak pernah berpihak padaku.” Balas Vayla dengan penuh kekecewaan.

“Sejak kapan aku bilang, aku berpihak pada mereka. Aku juga tidak menyukai mereka. Bahkan sangat membenci mereka yang selalu saja mengganggumu tiap malam. Membuatmu tidak bisa tidur dengan tenang. Dan kalo, kamu tidak bisa tidur. Maka, aku juga tidak akan bisa tidur. Karna apa? Karna kamu pasti menggangguku juga. Menemanimu tiap malam, walaupun hanya lewat telpon. Aku juga sama lelahnya dengan dirimu. Aku sangat tahu perasaanmu saat ini. Karna apa? Karna kamu juga membuatku merasakannya.” Balas Putra dengan panjang lebar. Dan dengan nada suara yang sedikit keras. Membuat Vayla harus menjauhkan sedikit telpon genggam miliknya dari telinganya.

“Maafkan aku,” balas Vayla yang mulai sadar kalo yang merasa lelah bukan hanya dirinya.

“Seharusnya bukan kata maaf yang keluar dari mulutmu.”

“Lalu apa?”

“Terimakasih, aku lebih menyukai kata ini. Ketimbang kata maaf.”

“haha..” tawa Vayla dengan ringan. Mendengar Putra yang tidak pernah membuatnya merasa sedih. Walaupun terkadang dia harus mendengar kata-kata Putra yang keras dan terdengar sedikit memerintah. Tapi semua itu dilakukan Putra demi kebaikan Vayla.

“Apa kamu sudah merasa tenang sekarang?” tanya Putra pada akhirnya.

“Sedikit lebih tenang, dan itu semua karna kamu.” Balas Vayla dengan senyum mengembang disetiap garis bibirnya.

Dia mulai membayangkan, saat-saat bersama dengan Putra. Empat tahun berpacaran dengan Putra membuatnya sangat nyaman dan bahagia. Kadang mereka bertengkar dengan hebatnya. Kadang mereka menangis bersama, makan dan bepergian bersama. Bahkan mereka mampu saling berbagi dalam setiap hal. Saat Putra membutuhkan Vayla, makan Vayla akan selalu ada disamping Putra. Begitu juga dengan Putra. Saat Vayla membutuhkannya maka Putra akan selalu berada disamping Vayla.

“Kamu boleh tidur sekarang,” balas Vayla yang langsung mematikan telponnya.

Kemudian dia memandang kearah lemari pakaian yang tepat berada didepannya. Menoleh kekanan dan kekiri. Kemudian dia mencoba menarik napas dengan panjang dan dalam. Kemudian menghembuskannya dengan berat dan perlahan. Seolah dia mulai mengumpulkan keberanian yang telah lama hilang dalam dirinya.

“Aku tidak akan pernah kalah dengan kalian, karna aku lebih mulai dari pada kalian.” Seru Vayla sambil menunjuk telunjuknya seolah dia berbicara pada seseorang. Atau mungkin banyak orang. Karana dia menunjukkan jari telunjuknya berkali-kali. Mulai dari depan dirinya, samping kanan dan kirinya.

“Aku tidak akan takut lagi dengan ancaman kalian. Aku juga tidak akan membuat lelah orang yang barada disampingku, mempercayaiku, menyanyangiku dan tidak pernah sekalipun menganggap aku gila. Karena mampu melihat kalian. Bicara pada kalian yang selalu mengganggu hidupku.”

“Kami tidak akan mengganggumu, jika kamu mau membantu kami.” Balas sebuah bayangan hitam yang ada dihadapan Vayla.

“Menolong?? Dengan mencekik leherku saat aku mulai memejamkan mataku. Tidak pernah sedetikpun kalian biarkan aku tidur dengan tenang. Membiarkan mimpi indahku berjalan dengan baik. Kalian selalu menghancurkannya. Itu kalian bilang tidak mengganggu??” balas Vayla dengan kesal. Dia sudah merasa sangat bosan dengan apa yang telah dialaminya selama ini.

“Kami melakukan itu semua, agar kamu mau mendengarkan kami. Karna kamu bisa membantu kami?”

“Membantu kalian? Jika aku bisa. Sudah aku lakukan sejak dulu. Tapi aku hanya seorang manusia biasa. Yang punya sedikit aura berbeda, sehingga kalian bisa merasakannya. Dan seolah-olah merasakan kalau aku mampu membantu kalian. Aku hanya ingin menjadi wanita biasa. Wanita yang tidak pernah bicara dengan makhluk tak telihat. Selalu tidur ditemani oleh kalian. Aku juga punya rasa takut. Bahkan, saat kalian mencoba mencekikku, bila aku tidak menuruti keinginan kalian. Aku bukanlah jembatan kalian untuk memperoleh keinginan  kalian. Jika keinginan kalian aku penuhi, maka kalian akan pergi. Dan akan datang lagi mahkluk seperti kalian yang lainnya yang akan menggantikan posisi kalian saat ini. Hufftt…. Aku benar-benar merasa lelah. Kau tahu, aku punya pacar. Dan pacarku punya pekerjaan dipagi hari. Dia tidak hanya mengurusi kehidupanku. Karena dia juga punya kehidupannya sendiri. Negitu juga denganku. Jadi,”

Vayla berhenti sejenak. Dia mencoba mengumpulkan kembali tenaganya. Karena dia terus berbicara tanpa henti. Mengutarakan semua unek-unek yang ada dikepalanya pada semua mahkluk yang sedang mengepung dirinya.

“Jadi, aku mohon carilah orang lain untuk membantu kalian. Orang yang memang sudah punya kemampuan untuk membantu kalian. Orang yang menerima dengan senang hati atas kemampuan yang mereka miliki. Atau orang yang sengaja belajar agar bisa melihat atau berhubungan langsung dengan kalian. Tapi jangan pergi mencariku. Karena apa? Karena aku tidak ingin berhubungan lagi dengan kalian!!!”

****

Baca lanjutannya di link ini:

http://yunie-batue.blogspot.com/2011/11/dependence.html

 

1 november 2011, tak terasa hari sudah berlalu begitu cepat. Rasanya masih kemarin aku merasakan bulan November. Ternyata sudah satu tahun yang lalu. Dan hari ini, November telah kembali lagi. Mungkin bagi banyak orang. November, bukanlah bulan yang special. Tapi bagiku, bulan November adalah bulan yang penuh dengan keindahan. Bahkan, setiap harinya terasa sangat special.

Mungkin tahun ini akan terasa berbeda. Aku tidak lagi akan menunggu. Kejutan apa yang aku dapatkan nanti ditanggal 26. Aku tidak akan lagi menunggu. Hadiah apa lagi yang akan dia berikan untukku di tanggal 26. Bahkan aku tidak akan menunggu senyuman manis itu lagi saat berhasil membuatku terkejut dengan kejutan yang dibuatnya.

Rasanya aku sudah kehilangan seseorang yang memberikanku penuh kejutan tak terlupakan di bulan November. Di tanggal 26 november. Hahaha… tawa renyahku ini membuatku telah mengasihani diriku sendiri. Tapi aku tidak pernah ingin menunggu lagi. Walaupun aku ingin.

*****

Masih asyik dan meratapi betapa menyedihkannya November tahun ini bagiku. Walaupun ini masih hari pertama memasuki bulan November. Tak ada lagi yang mengucapakan, “Selamat dating dibulan penuh kejutanm.”

Gak ada lagi yang selalu bertingkah aneh demi menutupi sesuatu. Agar kejutan itu tidak terbongkar dan aku ketahui sebelum waktunya. Tak ada lagi yang selalu memarahiku dengan kata-kata kasarnya. Walaupun aku tahu dia melakukan itu karena dia begitu mencintaiku dan peduli padaku. Caranya mencintai dan peduli padaku memang berbeda dengan orang lain pada umumnya. Begitu juga dengan caraku untuk mencintai dan memperdulikanya. Kami sama-sama mempunyai cara yang unik untuk mengungkapkan rasa peduli dan saying kami. Tapi kami sama-sama tahu akan hati kami masing-masing.

“Wuaaaaa… Konser CNBLUE??” teriakku kegirangan saat tahu tanggal konser CNBLUE di Jakarta.

Yaaa… benar!! Tanggal 26 november 2011. OMG.. aku baru saja menyukai band korea ini. Bukan, bukan karena hanya saja ada Jung Yong Hwa sang vokalis band. Tapi karena lagu-lagu mereka yang easy listening dan membuatku tak bisa berhenti untuk mendengarkannya. CNBLUE adalah salah satu band asal korea selatan yang bergenre pop-rock. Band yang beranggotakan empat orang ini. Mampu menyihirku dengan lagu-lagu mereka.

Bahkan, saat terakhirku bersama dengan Udang. Kami sempat menyanyikan salah satu lagu mereka dirumah Udang. Yaa.. “Don’t say goodbay,” itulah lagu yang sempat kami nyanyikan bersama. Lagu yang menjadi kenangan terakhirku dengan Udang. Tapi juga menjadi lagu favoriteku dan Udang juga.

I don’t know how to live without you
I don’t know hoW to breath in life

Tell myself I’d stop everyday knowing that I won’t
because of you, because of you
It’s the truth

I don’t know how to sleep without you
I don’t know how to fix my heart

Tell myself I’d stop everyday knowing that I won’t
even if I did I don’t know, If I’d try

Do I wanna believe you think the same
I am missing you
And I want you believe same love as me
I am missing you
You’ve given me your one last ADIOS, but
why do I still wanna believe
I don’t know I’m missing you in good time,
don’t say good bye

I don’t know how to smile without you
I don’t know how to wait for you

Tell myself I’d stop everyday knowing that I won’t
Even if all the things were true, If I’d try

*********

Ini adalah potongan lirik Don’t say goodbay milik CNBLUE. Sebuah lirik yang membuat hatiku tersentuh begitu dalam, hingga kepergiannya sekalipun. Rasanya, aku masih mendengar dia mengatakan “Don’t say goodbay,” padaku. Begitu juga dengan diriku. Tapi pada akhirnya dia yang pergi lebih dulu. Meninggalkan diriku dengan semua impian kami.

Bukan hanya itu, lagu-lagu CNBLUE yang lain juga aku sangat menyukainya. Aku berharap, aku bisa menonton konser pertamanya di Jakarta. Yang akan diadakan di Gandaria City. Namun, sepertinya. Keinginan itu hanya akan menjadi khayalan belaka. Karena pada hari itu keinginan terbesarku malah ingin merayakannya bersama Udang ditempat peristirahatan terakhirnya.

Buatku tidak ada yang lebih membahagiakan diriku kecuali saat-saat berada disisinya. Walaupun kami tidak lagi bersama. Tapi bukankah, aku masih bias mengunjunginya. Mendoakannya dan memberikan senyumanku padanya.

Walaupun aku tidak datang keacara konser band kesukaanku. Bukankah, semua orang sudah merakayan ulang tahunku disana. Mereka yang datang untuk melihat Oppa-oppa. Bias kan, aku anggap dating juga untuk merayakan hari specialku.

Aku benar-benar merasa sangat, sangat, sangat bahagia. Karena dihari yang special dibulan ini. Aku masih bisa merasakan sebuah kebahagiaan. Semua itu karena Oppa-Oppa di CNBLUE. Cukup dengan mendengarkan lagu-lagunya hatiku sudah merasakan ketenangan. Walaupun itu hanya bisa mengobatiku sementara. Tapi itu sudah cukup sangat berarti bagiku.

Semoga Oppa menyanyikan lagu ini dikonsernya nanti. Karena itu akan menjadi kado special dalam hidupku. kado yang tak pernah aku bayangkan sama sekali. Agak sedikit serakah, tapi aku benar-benar berharap mereka menyanyikan lagu ini. Walaupun aku tidak dating pada konser mereka.

*****

By. Yunie Batue

tulisan ini juga ada di link ini :

http://yunie-batue.blogspot.com/2011/10/my-brithday-with-cnblue-concer.html

 

Cinta itu Belajar

Belajar untuk mencintai, belajar untuk menyayangi, belajar untuk percaya, belajar untuk mengasihi, belajar untuk saling memperhatikan, belajar untuk saling membutuhkan, belajar untuk saling mengerti, belajar untuk saling peduli, belajar untuk tidak egois, belajar untuk dewasa bersama, belajar untuk membuat cerita bersama, belajar untuk memaafkan satu sama lain, belajar untuk saling mengkhawatirkan, belajar untuk membuat tawa, tangis, marah dan cemburu bersama, belajar untuk saling mendukung satu sama lain, dan masih banyak lagi hal untuk di pelajari bersama.
Tak ada cinta yang sempurna, yaa.. itu memang benar. Dan untuk itu cinta juga butuh belajar. Banyak hal yang mesti kita pelajari bersama dengan pasangan kita. Pasangan yang menurut kita adalah pasangan yang kita cintai.
Ada yang bilang, “Kalau cinta belum tentu sayang. Kalau udah sayang, udah pasti cinta.” Benar atau tidak, kita sendiri lagi yang menilai kalimat pernyataan ini.
Bila aku mengartikan hal lain tentang cinta, namun aku selalu merasa kalau cinta itu memang belajar. Banyak hal yang harus kita pelajari dari cinta dan itu kita pelajari bersama dengan pasangan kita.
Disaat aku cemburu, aku sudah pasti marah. Aku ingin menangis, aku ingin menghantam pacarku dengan palu atau linggis sekalipun. Tapi apa dengan marah, dengan menangis, dengan membuatnya cacat. Maka rasa cemburuku akan hilang dan hubunganku akan baik-baik saja. Tentu saja malah akan membuatnya semakin ruet dan keruh.
Curiga,
 Itu pasti selalu ada. Curiga kalau pacar kita bohong. Curiga kalau dia selungkuh di belakang kita. curiga saat dia tidak membalas sms atau menjawab telpon dari kita. itu pasti sering terjadi. Dan sekali lagi aku ingin menekankan. Apa dengan curiga akan membuat pasangan kita nyaman? Jawabannya tentu saja tidak.
Ada yang bilang, “Sekuat apapun kita menggenggam pasir di dalam genggaman tangan kita. maka pasir itu akan habis juga.”
Pepatah ini sudah sangat jelas mengisyaratkan bagaimana cara kita memperlakukan pasangan kita. semakin erat kita menggenggam tangannya maka semakin keras usahanya untuk lepas dari genggaman kita.
Takut,
Memang setiap orang pasti punya rasa takut untuk kehilangan pasangannya. Orang yang kita cintai. Namun, kita tidak bisa membuat rasa takut kita mengalahkan logika kita. Masih banyak cara untuk membuat rasa takut kita tumbuh menyenangkan dalam hati kita. dan kita juga tidak bisa mengurung pasangan kita hanya karena rasa takut itu. Dia punya kebebasannya sendiri, kita juga punya kebebasan itu. Biarkan kebebasan itu tetap ada dan membuat rasa takut itu hilang dengan sendirinya.
Jujur,
Membuat sebuah kejujuran atau mengatakan sebuah kejujuran memang akan terasa sangat sulit. Tapi dengan saling terbuka dan jujur maka hubungan akan semakin baik. Pertanyaannya, “Emang kita tahu dia itu jujur apa enggak?” benar, kita emang gak tahu pasangan kita berkata jujur atau enggak. Yang tahu dia ngomong jujur apa enggak kan, hanya Tuhan dan dia sendiri. Tapi alangkah baiknya jika kita menganggap kalau dia berkata jujur. Toh, kita sudah memberikan kepercayaan pada pasangan kita. Jadi mencoba untuk percaya dan menganggap semua yang dia katakan itu benar adalah hal mutlak bagiku. Berprasangka buruk juga tidak akan membuat pasangan kita nyaman kan?
Biarkan dia yang berpikir untuk terus membuat dirinya jujur dan kita juga untuk terus jujur. Yakin kalau enggak ada manusia yang sempurna begitu juga dengan dirinya dan juga diri kita. lagi-lagi aku harus bilang kalau kita juga harus belajar untuk berkata jujur sekalipun itu menyakitkan. Karena tidak selamanya kata jujur itu indah. Contohya, saat aku bilang ke Udang, “Gila itu cowok guanteng banget, mau aku jadi ceweknya.” Celetukku di samping Udang yang tentu aja dia langsung melepaskan kornea matanya padaku.
“Silahkan…..” Udang yang kemudian memberikan senyum sinis sambil menadangkan kedua tangannya seolah mempersilakan aku untuk menghampiri cowok ganteng itu. “Aku yakin dia gak bakal mau sama cewe ab-normal kayak kamu!!!” eehhmmm ini nih, kata selanjutnya yang di ucapkan Udang setiap kali aku melihat cowok lain dengan kekaguman.
Atau bahkan aku sering sekali bilang, “Dang, aku mau jalan sama Ivan,” dia pasti tanya, “Ivan siapa?” dan aku dengan tanpa dosa menjelaskan kalau dia teman baruku dan aku ingin nge-date sama dia. Tapi dengan pacaran ala kami berdua. Aku tentunya sah-sah aja pergi nge-date sama cowok laen tanpa perasaan bersalah. Begitu juga dengan Udang. Karna kami sudah membuat keputusan dan kami sudah berjanji. Kami bisa saja berlari sejauh mungkin tapi saat kami tahu dimana kami harus kembali. Kembali ke hubungan kita. kembali mengatakn dalam hati kalau yang ada disini hanya Udang bukan yang lain. Begitu juga Udang. Selama kita belum menikah, kita masih berhak untuk mencari dan memilih siapa yang terbaik untuk kita. Dan buktikan kalau hanya kita yang terbaik dan pantas untuk pasangan kita. maka, itulah cara kami untuk mengungkapkan kejujuran kami. Karena itu yang kami inginkan saat ini dan sampai kami mampu bertahan dengan kejujuran kami.
Bertengkar,
Tidak mungkin dalam sebuah hubungan tidak ada pertengkaran. Namun, ini lah bumbu cinta yang paling menyenangkan menurutku. Aku contohnya, aku selalu senang saat melihatnya marah, melihatnya cemburu, melihatnya ngomel seperti wanita dan mengalahkan omelan aku yang wanita. Banyak hal lucu yang tersilat di wajahnya, tidakannya yang membuatku tertawa. Begitu juga menurutnya jika aku marah dan al-hasil kami tidak pernah bisa marah dengan sempurna. Satu cerita, jika aku dan Udang sedang bertengkar, maka kami akan meluapkannya bersama. Semua unek-unek kekesalan dalam benak kami akan keluar saat itu juga. Namun saat kami selesai meluapkan semua unek-unek kami juga berhenti marah. Maka kami berhenti juga bertengkar dan merubahnya dengan tawa satu menit kemudian. Kami kembali duduk bersama, nonton bersama, makan bersama, masak bersama dan masih banyak lagi. Yang jelas kami selalu berusaha untuk terus belajar bersama dengan hubungan cinta yang sedang kami jalin bersama ini. Belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah kami perbuat, belajar untuk membuat kejailan-jailan yang lain nantinya. Dan membuat hubungan kita semakin berwarna dengan ala kami tentunya.
Aku sadar tidak semua orang dapat dengan cepat menghilangkan amarahnya begitu saja. Namun jika kita belajar untuk mengerti dan membuang emosi itu jauh-jauh. Bukan tidak mungkin kita akan dapat menyelesaikan pertengkaran ini dengan kepala dingin. Berbicara dengan tenang dan saling mendengarkan satu sama lain. Dan setelah itu saling mengkoreksi diri masing-masing. Hal apa lagi yang mesti kita rubah dalam diri kita agar pasangan kita bisa menerima kekukarangan kita ini. Yakinlah bahwa setiap orang bisa berubah jika dia menginginkannya. Dan kita sebagai pasangannya harus belajar untuk mengimbangi hal itu.
Bosan,
Pasti akan selalu datang di saat sebuah hubungan berjalan dengan datar. Atau bahkan bagi pasangan yang punya sifat bosan. Dan ketika bosan itu datang menghampiri, banyak kebohongan yang akan di lakukan untuk membohongi pasangan kita. Jenuh, bosan dan nantinya akan timbul malas untuk melakukan komunikasi pada pasangan. Hingga akhirnya timbul selingkuh di belakang pasangan.
Nah, untuk orang yang kadar kebosanannya tinggi seperti diriku. Aku selalu mengatasinya dengan kejujuran bukan dengan sebuah kebohongan. Karena sepandai-pandainya kita menyimpan bangkai kebohongan maka lambat laut bau bangkai itu akan tercium juga dan akan  menampakan dimana bangkai itu tersimpan.
“Aku bosen!!” kataku ke Udang setiap kali aku merasa bosan dan jenuh dengan hubungan kami.
“Oke, kamu mau gimana?” tanya Udang dengan ciri khasnya yang langsung mengambil buku untuk menghindari marah.
“Jangan hubungi aku, sampai aku yang menghubungimu.”
“Berapa lama?”
“Enggak tahu.”
“Balik lagi kalo udah puas ngelaba yaakk??” pintanya sambil memelukku dengan erat.
“Pasti,” balasku mantap dan membalas pelukannya dengan mencium keningnya.
Mungkin sedikit tidak masuk akal. Tapi inilah yang aku telah lakukan dengan Udang selama ini. Hubungan yang dibilang enggak masuk akal oleh orang lain. Tapi masuk akal menurut kami. Karena disaat Udang juga merasakan kebosanannya denganku. Maka, dia juga mengatakannya tanpa ragu. Dan kami mulai mencari jalan keluar untuk mengatasi kebosanan kami yang tentunya dengan cara kami. bahkan, tidak jarang kami sama-sama mencari sosok lain untuk mengisi kekosongan dan kebosanan kami.  entah itu bisa di bilang kata selingkuh atau bukan yaa..?? toh pada akhirnya kami tetap kembali ke asal. Kembali bersama lagi dan terus belajar bersama kembali.
Wah kalau ceritain aku dan Udang, aku rasa akan jadi sebuah cerita yang terus saja bersambung, karena hubungan kami juga masih terus berlangsung. Gak usah tanya, banyak hal konyol dan mengharukan yang terjadi di dalamnya. Namun, sampai saat ini. Aku masih bilang. Kalau kami masih belajar memahami cinta kami. masih terus belajar untuk saling mengerti satu sama lain. Karena Cinta itu memang belajar…… JJJJJJ bagaimana dengan kalian???
Tulisan ini juga ada di blogku yang lain, this link:

http://yunie-batue.blogspot.com/2011/06/cinta-itu-belajar.html

By. Yunie Batue

Jalanan ini begitu sepi dan hening. Yaa.. tentu saja. Karena saat ini masih tengah malam. Dimana setiap orang sedang asyik dengan mimpinya. Manikmati indahnya berbagai mimpi yang datang kedalam tidur mereka. Aku masih terus berjalan dengan wajah penuh bahagia. Entah apa yang membuatku begitu bahagia, hingga tidak dapat menghentikan senyum dibibirku. Senyum ini terus saja terkembang saat mengingat wajahnya.

Namun, dalam sekejap senyum itu hilang. Kakiku terasa kaku, tubuhku pun serasa ditindih ribuan ton beras. Tak dapat digerakkan. Mataku terus saja menatap sosok didepanku. Dia tak bicara, dia hanya memberikan tatapan yang begitu tajam dan menakutkan. Aku mulai kalut dan ketakutan. Aku mulai mencoba untuk menggerakkan tubuhku. Pikiranku bukan lagi memikirkan sosok pria tampan itu. Akan tetapi seseorang yang terus ada didalam hati dan pikiranku. Aku terus berdoa tanpa henti agar sosok didepanku ini pergi dari hadapanku.

Aku terus berdoa dengan apa yang aku yakini. Aku ingin dia pergi dan tidak menggangguku. Tapi semakin aku berusaha mengusirnya. Semakin terlihat jelas wajahnya yang menakutkan ini. Tidak, bahkan sekarang tidak hanya dia sendiri. Aku melihat seorang lagi berdiri dibalik kursi roda itu. Mereka sama-sama mengenakan pakaian serba putih. Akan tetapi wajah mereka sama sekali tidak manampakan sinar. Sebaliknya, wajah mereka terlihat begitu hitam dan gosong. Aku tidak mengenalinya sama sekali. Aku tidak akan pernah menyerah. Aku terus mencoab menggerakkan tubuhku. Menggerakkan tanganku yang terasa dipaku oleh mereka.

Aku tidak mengerti apa yang mereka inginkan. Tatapan mereka begitu menakutkan bagiku. Aku mencoba untuk membuka mataku. Aku ingin tersadar dari mimpi buruk ini. Aku mulai sadar aku berada dalam alam mimpi yang menakutkan sekarang. Aku tidak lagi melihat sosok pria yang selalu hadir dalam mimpiku itu. Akan tetapi sekarang, dua sosok menakutkan berada tepat dihadapanku. Mereka terus menatapku dengan tajam. Tanpa bicara, hanya sebuah tatapan yang menakutkan.

“Apa yang kalian inginkan?” tanyaku tanpa dalam hati. Aku tak bisa mengeluarkan kata-kata itu. Walaupun dalam hati aku yakin mereka mendengarnya.

Mereka tak menjawab pertanyaanku sama sekali. Mereka hanya menatapku. Kursi roda itu? Kenapa dia ada dikursi roda, “Siapa kalian?” tanyaku kembali.

Tapi lagi-lagi, aku hanya mendapatkan jawaban dengan sebuah tatapan tajam saja. Aku semakin takut dan kalut. Mereka sama sekali tidak bicara siapa mereka. Akan tetapi, entah kenapa aku merasa tidak asing dengan wanita gemuk yang duduk dikursi roda itu. Kalau saja wajahnya tidak gosong seperti itu. Aku yakin, aku bisa mengenalinya. Aku tidak ingin melihat mereka lagi. Aku terus berusaha untuk mendapatkan kesadaranku. Kembali kedunia nyata. Aku yakin ini hanya sebuah mimpi yang menakutkan. Yaa… hanya mimpi.

Setelah berusaha dengan sekuat tenaga, akhirnya aku bisa membuka mataku. Menggerakkan tanganku walaupun terasa sangat lemas dan tak bertenaga. Tapi aku mampu kembali. Aku begitu senang. Akan tetapi, senyum bahagiaku kembali hilang. Aku tidak sedang bermimpi. Mereka masih berada tepat didepan pintu kamarku. Berdiri didekat pintu dengan tatapan tajam mereka.

“Paaaa…paa…maaaa….” Teriakku berusaha memanggil kedua orang tuaku. Tanpa pikir panjang lagi. Aku mencoba kekamar Papa dan Mama.

Aku tidak menemukan mereka, aku terus berjalan melewati koridor yang ada didalam rumahku. Aku membuka pintu kamar adikku. Dia terlihat tidur dengan pulasnya. Aku tidak bisa membangunkannya yang masih tertidur dengan lelap. Aku mencoba menuruni tangga sambil terus berteriak memanggil kedua orang tuaku. Aku berharap mereka belum pergi.

“Kenapa sih, Wiy? Teriak-teriak kayak gitu. Tahu enggak ini jam berapa?” seru mamaku membuatku sedikit tenang. Mereka belum pergi.

“Ma, papa mana?” tanyaku langsung mencari Papa.

“kenapa?” tanya papaku begitu santainya, dia sama sekali tidak melihat wajah pucatku.

“Paa… ada yang dateng lagi. Papa lihat dulu deh diatas.” Balasku sambil mendekati yang masih sibuk mengeluarkan motor antiknya untuk dibawa kerja bersama dengan mama. Papa dan mamaku memang orang tua yang hebat. Jam kerja mereka itu berbeda dengan orang kebanyakan. Yaa.. itu karena mereka adalah seorang pedagang dipasar tradisional. Jadi mereka harus rela membuka mata mereka di tengah malam demi memenuhi kebutuhan keluarga kami.

“Ahhh..paranoid banget sih kamu. Itu cuma mimpi kamu aja.” Balas Papaku dengan enteng dan lebih memilih untuk mengenakan jaketnya kemudian menyalakan motor antiknya untuk dipanaskan.

“Iihh.. beneran, pa.”

“Kalo takut kamu tidur dibawah aja, atau di kamar Bara.” Celetuk mama yang mencoba menenangkanku.

Aku yakin aku sedang tidak bermimpi. Itu tadi nyata. Aku yakin itu bukan hanya halusinasikau saja. Tapi mereka tidak mempercayaiku. Padahal aku sudah sering mengalami hal ini. Sungguh membuatku kesal.

****

Tidak berani tidur dikamar sendiri. Atau bahkan tidur bersama dengan bara dikamarnya. Aku benar-benar tidak punya keberanian untuk naik kelantai dua rumah ini. “Aaaaahhh….” Teriakku kesal pada diriku sendiri yang penakut ini.

Aku sudah sering mengalaminya. Tapi kenapa aku masih belum terbiasa juga. Kenapa mereka masih terlihat sangat menakutkan bagiku. Ini benar-benar membuatku frustrasi. Sekarang aku hanya bias disini. Diruang keluarga dan tidur bersama dengan Coggi. Aku yakin besok pagi, tulang-tulangku akan patah semua. Coggi adalah sepupuku. Dia tidak tidur bersama dengan Bara, karena cara tidurnya yang membuat semua orang kesal. Sungguh, dia memiliki cara tidur yang sangat menakutkan bagi setiap orang yang berani tidur didekatnya. Aku mulai mencoba memejamkan mataku, memeluk bantal guling kesayanganku yang tadi aku bawa turun bersamaku.

“Aaaa…..” teriakku karena kesal. Aku sungguh tidak bias memejamkan mataku. Karena aku kembali teringat dengan sosok mereka tadi. Mereka ingin mengatakan sesuatu padaku. Tapi mereka tidak bias mengatakannya. Yaa.. aku tahu itu. Tapi aku tidak mengenal mereka. Aku juga tidak tahu apa yang mereka inginkan dariku. Walaupun wanita itu terasa tidak asing bagiku. Tapi aku benar-benar tidak ingat padanya.

“Kenapa, mbak?” Tanya Coggi yang terbangun karena teriakkanku.

“Gak papa, udah loe tidur lagi aja. Gue mau nonton,” kataku sambil menyalakan TV yang ada didepan kami.

Beginilah aku, kalau aku frustasi. Aku akan terus berteriak kesal. Memaki diriku sendiri hingga puas.